Kamis, 27 Juni 2013

permasalahan pendidikn di kalbar

Permasalahan pokok pendidikan di wilayah Kalimantan Barat
1)       Permasalan yang sering ditemukan di wilayah Kalimantan Barat ialah masalah pemerataan pendidikan di daerah-daerah terpencil atau daerah pedalaman Kalimantan Barat. Perlu kita ketahui masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh atau mengenyam pendidikan, sehingga pendidikan ini menjadi wadah pengembang
an sumber daya manusia untuk menunjang suatu pembangunan daerah dan negara. Memang tidak bisa dipungkiri masalah pemerataan pendidikan di wilayah Kalimantan Barat menjadi permasalahan krusial yang harus dicarikan jalan keluarnya oleh pemerintah dan masyarakat. Melihat daerah terpencil dan terisolir memang pemerataan pendidikan sangat miris karena masih banyak anak-anak yang tidak sekolah bahkan tidak bisa melanjutkan pendidikannya lagi.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung didalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan.
Pemecahan masalah pemerataan pendidikan di wilayah Kalimantan Barat dapat ditanggulangi melalui dua cara, yaitu:
a.       Melalui cara konvensional, antara lain:
1)      Membangun gedung sekolah atau ruang belajar memang dirasakan tidak muat lagi untuk menampung siswa dalam proses belajar mengajar.
2)      Menggunakan gedung sekolah atau ruang belajar untuk double shift (sistem bergantian menggunakan ruang belajar pagi dan sore).
b.       Melalui cara inovatif, antara lain:
1)      Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua dan guru).
2)      Sekolah kecil pada daerah terpencil
3)      Sistem guru kunjung
4)      Galakkan program kejar paket A,B, dan C
5)      Belajar jarak jauh seperti Universitas Terbuka
6)      Membuat sekolah satu atap.
3)       Masalah mutu (kualitas) pendidikan di wilayah Kalimantan Barat
Mutu pendidikan menjadi suatu masalah jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu dan hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi.
     Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optimal tetapi menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hamper dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu, ini berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan, dimana pemprosesan pendidikan itu ditunjang oleh komponen yang terdiri peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, bahkan masyarakat sekitar.
Masalah mutu pendidikan bisa diperkuat dengan adanya permasalahan yang dimuat di media Harian Equator edisi (Jumat,13 Januari 2012) yang menyatakan bahwa ratusan guru honor tidak mendapatkan tunjangan yang mengajar diperbatasan Kapuas Hulu-Malaysia meliputi Kecamatan Badau, Embaloh, Puring Kencana Lanjak, dan Batang Lupar.

Kita ketahui bahwa proses pendidikan ditunjang oleh komponen tenaga pengajar, jika kita memandang permasalahan tersebut diatas maka akan menimbulkan dampak yang begitu besar yaitu bisa terjadinya mogok mengajar secara massal, minat mengajar guru menurun, terjadinya ketidak profesionalan guru dalam mengajar sehingga efektivitas mengajar menjadi terhambat. Adapun dampak terhadap siswa adalah ketidak pahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru serta tidak menutup kemungkinan terjadinya ketidak lulusan siswa dalam ujian nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar